Skip to main content

Sumpah pemuda: Kenapa Bahasa Indonesia?


Latar Belakang Kondisi Geopolitik

Untuk bisa mengetahui sebab-akibat dari suatu keputusan, kita harus banget melihat sejarahnya. Coba kita flashback dulu ke awal abad 20, dan menelaah kondisi geopolitik Nusantara pada masa tersebut.
Di awal abad ke-20, saat Nusantara masih di bawah administrasi kolonial Belanda yang dipimpin oleh Ratu Wilhelmina , diberlakukanlah sebuah kebijakan yang dinamakan Politik Etis ( Etische Politiek ) . Apaan sih Politik Etis itu? Sederhananya, kebijakan Politik Etis merupakan gerakan tanggung jawab moral pemerintah kolonial terhadap koloninya di Nusantara yang selama ini banyak dianut oleh pihak kolonial Belanda, karena sejak diberlakukannya sistem tanam paksa ( Cultuurstelsel ) sepanjang tahun 1830-1870. Nah, salah satu praktik dalam kebijakan politik etis ini adalah mengedukasi kaum muda bumiputera agar kelak bisa menjadi tenaga terdidik yang bermanfaat bagi kolonial.
Dampak dari gerakan Politik Etis bagi kaum bumiputera ini menjadi bumerang tersendiri bagi pemerintah kolonial. Dalam periode waktu yang relatif singkat, kebijakan politik etis ini melahirkan banyak sekali tokoh intelektual muda yang kritis di kalangan bumiputera. Beberapa dierah adalah para konseptor sekaligus pendiri negara Republik Indonesia, seperti Tan Malaka ,  Sukarno , Hatta , Sjahrir , dll. Politik etis yang tadinya diharapkan dapat menghasilkan tenaga kerja yang cakap dan murah, malah melahirkan banyak kaum intelektual yang kritis, berpengetahuan luas, dan suka mengkritik tindakan-tindakan eksplotatif dan diskriminatif dari kaum kolonial Belanda.
Seiring berjalannya waktu, kaum intelektual dari bumiputera ini semakin banyak, semakin cerdas, dan semakin kritis. Sampai pada suatu titik dimana banyak golongan muda terdidik yang merasa praktik kolonialisme ini adalah suatu tindakan eksploitasi dan yang tidak adil, sehingga sudah saatnya Nusantara bergerak sendiri, menentukan nasibnya sendiri, dan tidak terikat pada kolonialisme. Gerakan ini dikenal dengan istilah Kebangkitan Nasional, dimana salah satu gebrakan terjadi pada 28 Oktober tahun 1928, yaitu lahirnya Sumpah Pemuda sebagai hasil kesimpulan dari Kongres Pemuda II.
Sebelum gue mengulas lebih jauh dari Sumpah Pemuda dan juga penggunaan bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu, gue mau sedikit menceritakan cikal bakal dari istilah nama "indonesia" yang menjadi identitas kebangsaan baru yang mempersatukan gerakan kaum bumiputera di seluruh kepulauan Nusantara.

Asal Muasal dari nama "Indonesia"

Cikal bakal nama Indonesia sendiri sudah terdengar sejak abad ke-19, yang terbit di sebuah majalah ternama di Singapura yang disebut Jurnal Nusantara India dan Asia Timur (JIAEA) . Dalam majalah tersebut, George Windsor Earl (1813-1865) berpendapat bahwa daerah di bawah administrasi Hindia Belanda harus memiliki nama khas, sehingga ia mengajukan dua pilihan nama, yaitu Indunesia atau Malayunesia. Indus = India, Nesia / nesos = kepulauan, Malayu = Malaya. Seiring berjalannya waktu, istilah Indunesia berubah bunyi menjadi indonesia karena faktor kepraktisan fonologi. Masih perlu, penggunaan istilah Indonesia pada abad 19 belum populer diketahui, bahkan oleh kalangan bumiputera sendiri.
Di era Kebangkitan Nasional, penggunaan istilah Indonesia baru mulai dikenal luas. Dimulai dari beberapa organisasi yang menggunakan nama indonesia. Pertama adalah Indonesische Studie Club (1924) oleh Dr. Sutomo, Perserikatan Komunis Hindia berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (1924), dan Nationaal Indonesische Padvinderij (1925), sebuah gerakan kepanduan yang dibentuk oleh Jong Islamieten Bond .
Kemudian disusul oleh Tan Malaka sebagai salah satu orang pertama yang ikut konsep "Negara Indonesia" sekaligus mempopulerkan istilah "Indonesia" dalam bukunya yang berjudul  Naar de Republiek Indonesia  (1925) . Tidak mau ketinggalan juga  Mohammad Hatta ,  Tjipto Mangoenkoesoemo ,  Ki Hajar Dewantara ,  Soekiman Wirjosandjojo yang mengubah nama organisasi pelajar di Belanda dari Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Termasuk nama mereka dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka. Dalam waktu relatif singkat, nama "indonesia" kian meluas sebagai suatu identitas kebangsaan baru.
Gerakan-gerakan dari banyak tokoh nasional baik di Nusantara maupun di negeri inilah yang kemudian bermuara pada kesimpulan dari Kongres Pemuda II Sumpah Pemuda tahun 1928 yang menjadi tonggak dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Isi dari Sumpah Pemuda inilah yang segera disiarkan oleh banyak surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan gerakan nasional di seluruh kota Nusantara maupun di Belanda.

Sedikit informasi terkait Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928

Kongres Pemuda II dilaksanakan di rumah kediaman dari Sie Kong Liong, Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat (sekarang Museum Sumpah Pemuda). Diprakarsai oleh beberapa tokoh nasional di dunia:
  • Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)
  • Wakil Ketua: RM Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris: Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifuddin (Obligasi Jong Bataks)
  • Pembantu I: Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III: Senduk (Jong Celebes)
  • Pembantu IV: Johanes Leimena (yong Ambon)
  • Pembantu V: Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Dihadiri oleh lebih dari 70 orang peserta yang mewakili identitas masyarakat dari masing-masing. Termasuk di tas SM Kartosoewirjo dan WR Soepratman pencipta lagu indonesia Raya yang tentu saja di kongen ini pada kongen tersebut.


Lalu Mengapa Bahasa Persatuannya adalah Bahasa Indonesia?


Sebelum gua jawab, gua mau mengklarifikasi dulu "bahasa indonesia" yang dimaksud dalam Sumpah Pemuda, sebetulnya secara teknis (pada saat itu) adalah bahasa Melayu modern. Namun dalam diskusi kongres, penamaan dengan "bahasa Melayu" kurang dipahami dengan visi pemersatuan nasional, oleh karena nama yang digunakan nama "bahasa indonesia", kendati yang sebetulnya dimaksud pada waktu itu adalah bahasa Melayu modern.

Sekarang, kita kembali lagi pada pertanyaan: "Mengapa bahasa persatuan yang dipilih adalah bahasa indonesia?" Berikut adalah beberapa faktor kuat yang menjadi alasan keputusan tersebut:

Bahasa Melayu adalah Lingua Franca di daerah layar Nusantara


Apaan tuh Lingua Franca ? Lingua Franca atau bisa juga disebut bahasa bridge adalah bahasa yang secara sistematik digunakan untuk sarana komunikasi antara pihak-pihak yang tidak memiliki kesamaan bahasa. Penggunaan bahasa Latin di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi sampai tahun 610 M, penggunaan bahasa Yunani di Kekaisaran Romawi Timur ( Byzantium ) dan diaspora Yunani di sepanjang pesisir Laut Mediterania, kemudian menggunakan bahasa Tionghoa Klasik di kawasan Asia Timur, dan bahasa Inggris di era modern saat ini dalam bidang informasi, kedokteran, dan aviasi.
Gue coba bahas sedikit lebih detil terkait beberapa bahasa yang menjadi Lingua Franca . Contoh pertama adalah bahasa Latin pada era Kekaisaran Romawi Kuno yang wilayah penguasanya besar, luasnya hampir seluruhnya, modern, sebagian tengah timur tengah, dan seluruh pesisir utara pantai Afrika.
Lo bayangin aja, luasnya letaknya tentunya memiliki latar belakang budaya dan bahasa lokal yang sangat beragam. Namun kekaisaran Romawi kuno bisa dipersatukan oleh bahasa Latin selama ratusan tahun. Orang Timur Tengah bisa berkomunikasi dengan bahasa indonesia dengan bahasa latin, orang Afrika bagian utara bisa berkomunikasi dengan orang Galia dengan bahasa latin. Bahasa latin adalah bahasa Lingua Franca atau bridge .
Contoh lain dari Lingua Franca adalah penggunaan bahasa Yunani (varian Koine) sebagai pengganti bahasa Latin saat Kekaisaran Romawi Timur bangkit di bawah komando Aleksander Agung. Kedua bahasa tersebut (Latin dan Yunani) menjadi dua bahasa yang sangat penting di Eropa, Asia Kecil, dan area-area lain di Mediterania. Selain faktor religius dalam praktik ibadah kaum Nasrani, kedua bahasa ini juga memiliki peran penting sebagai bahasa utama dalam edukasi, administrasi pemerintahan, dan komando militer.
Dengan adanya bahasa Latin dan Yunani, seluruh wilayah Kekaisaran Romawi (dan Romawi Timur) seperti Eropa Barat & Tengah (bahasa Galia, bahasa Briton, bahasa Goth), Asia Kecil dan Suriah (bahasa Aram, bahasa Suryani), dan Afrika Utara (bahasa Punisia , bahasa Koptik) bisa dipersatukan. Meski secara resmi tergantikan oleh bahasa Yunani, uniknya bahasa Latin tetap menjadi Lingua Franca di Eropa sampai abad ke-19 dalam bidang sains, liturgi gereja, dan sastra.
Begitu pula untuk bahasa Tionghoa Klasik di Asia Timur. Selama berabad-abad, bahasa Tionghoa Klasik menjadi Lingua Franca di Tiongkok, Vietnam, Korea, Jepang, Taiwan, Kepulauan Ryukyu, dan Mongolia. Hal ini disebabkan oleh kuatnya pengaruh diplomatis dinasti-dinasti Tiongkok. Selama lebih dari seribu tahun, bahasa Tionghoa menjadi bahasa penghubung negara-negara di Asia Timur, hingga posisinya perlahan tergantikan oleh bahasa inggris di awal abad ke-20.
Lalu bagaimana dengan kawasan Nusantara? Selama ribuan tahun dari era Dinasti Sailendra , bahasa Melayu mulai menggeser bahasa Sansekerta dan menjadi Lingua Franca di Asia Tenggara, khususnya di semenanjung Malaya dan di kepulauan Nusantara. Penyebaran bahasa Melayu tentu saja bisa menjadi bahasa perdagangan di era Kerajaan Sri Wijaya dan Majapahit, dari bahasa Melayu Kuna (0-1400), bahasa Melayu Klasik (1400-1800), hingga bahasa Melayu Modern (1800-sekarang) .
Secara praktis, bahasa Melayu modern telah menjadi bahasa pemersatu perdagangan di hampir seluruh pelosok Nusantara selama ribuan tahun. Dalam hal ini, peran saudagar perdagangan dalam bahasa Melayu dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali bahkan sampai Ambon, Ternate, dan pesisir barat Pulau Papua.
PS. Pada artikel zenius blog sebelumnya, Kak Faisal sempat menulis sejarah proses evolusi bahasa Melayu dengan lengkap banget ,  lo bica baca di artikel Gimana sih bentuk bahasa Melayu di Nusantara zaman dahulu?
Singkatnya, bahasa Melayu modern saat itu adalah  Lingua Franca  di kawasan Nusantara. Tapi usahakan lo ingat, meski bahasa Melayu adalah Lingua Franca , tapi bahasa Melayu bukan bahasa bangsa Nusantara. Pada saat itu, bahasa dengan penutur tak adalah bahasa bahasa, yang secara demografis digunakan oleh separuh populasi.
Jika bahasa Jawa adalah bahasa bangsa Nusantara, lalu bukan bahasa indonesia saja yang dipakai sebagai bahasa pemersatu?

Prinsip Bahasa Pemersatu

Nah di sinilah kerennya pemikiran dari para tokoh-tokoh nasional yang merumuskan Sumpah Pemuda. Menurut  gue , pemilihan bahasa Melayu (dengan nama bahasa indonesia) merupakan pilihan yang bijak  banget . Lo bisa sama saat Kongres Pemuda II dihadiri oleh puluhan perwakilan masyarakat dari daerahnya masing-masing, dimana mereka semua ingin merumuskan sebuah formula untuk bisa menjadi suatu ikatan perjuangan bersama yang MEMPERSATUKAN banyak suku bangsa yang berbeda-beda.
Dalam hal ini, para perintis perjuangan Indonesia sudah sadar , prinsip untuk mempersatukan keanekaragaman sesederhana mengikuti akal. Boleh jadi pada saat itu penutur bahasa jawa adalah populasi penduduk di Pulau Jawa yang paling banyak berlaku. Tapi apakah jika dengan pertimbangan sesederhana itu ( menarik mayoritas),tujuan utama untuk mempersatukan berbagai bangsa yang berbeda-beda ini bisa tercapai? Tentu saja tidak. Maka dari itu, para konseptor Sumpah Pemuda pada saat itu lebih memilih menggunakan bahasa yang sudah meluas, yang diketahui dan yang digunakan dari ujung barat sampai ujung timur kepulauan Nusantara; bahasa yang tanpa disadari selama ratusan tahun terakhir telah menjadi pengikat tali perdagangan antar berbagai suku bangsa di Nusantara.
Satu faktor lagi yang menurut gue nggak kalah penting, adalah prinsip egalitarian  atau kesetaraan yang diperjuangkan para tokoh nasional. Buat lo yang akrab dengan bahasa Jawa, pasti tahu bahasa indonesia memiliki level ( register ) berdasarkan kesopanan seperti Ngaka (ngoko), Madya, Krama (kromo inggil), yang memiliki perbedaan kosakata dan tata bahasa. Dalam masyarakat Jawa, bahasa Jawa Ngoko biasa dipakai untuk percakapan sehari-hari antar teman sebaya, bahasa bahasa Jawa  Kromo digunakan oleh kaum bangsawan, atau sering dianggap sebagai bahasa ningrat bagi orang dalem keraton kesultanan.
Bisa loJika itu adalah bahasa yang dipilih sebagai bahasa pemersatu, maka akan sulit untuk memilih satu varian tingkat yang bisa diterima luas oleh berbagai suku bangsa, termasuk oleh penutur bahasa indonesia itu sendiri. Maka kembali lagi pada tujuan awal sebagai PEMERSATU, bahasa yang digunakan harus menjunjung tinggi nilai-tinggi kesetaraan. Jangan sampai, ada suku bangsa tertentu merasa "lebih tinggi" derajatnya pada suku bangsa yang lain. Jangan sampai juga, ada ekslusivitas dalam penggunaan bahasa yang sangat potensial dan segmentasi sosial (kasta). Maka dari itu, diputuskan bahasa pemersatu adalah bahasa yang diketahui dan digunakan di seluruh kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu modern atau dinamakan kembali dengan nama bahasa indonesia.
Jadi, pemilihan bahasa indonesia juga tidak lepas dari faktor historis dan politis yang pada saat itu. Bahasa Indonesia dianggap sebagai simbol penting dalam keutuhan bangsa, bentuk identitas nasionalisme bangsa, dan semangat menentukan nasib sendiri untuk melepaskan dari kolonialisme.
****
Jadi, kira-kira gitu deh , asal usul dari bahasa indonesia dan mengapa bahasa indonesia (melayu modern) akhirnya dipilih sebagai bahasa pemersatu. Menurut gue pribadi, kita patut sangat berbangga terhadap keputusan yang sangat bijak dari para perintis perjuangan kemerdekaan kita yang dikristalisasi dalam deklarasi Sumpah Pemuda. Selain menjadi tonggak perjuangan kemerdekaan, implementasi dari pemilihan bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu ini bisa dikatakan berhasil dijalani secara konsisten selama hampir satu abad.
Bahasa Indonesia mungkin merupakan satu-satunya pilihan yang sukses digunakan di negara eks-koloni, yang bisa digunakan untuk mengungguli bahasa akal, juga bisa menggantikan bahasa koloni (bahasa belanda). Coba saja tengok bagaimana menggunakan bahasa di negara-negara eks-koloni lain seperti India, Hongkong, Malaysia, Filipina, dan negara-negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Bisa gue bilang, pokoknya masih banyak bahasa dari negara kolonial yang dulu mendudukinya.
Di sisi lain kita juga patut berbangga dengan semangat para pendiri bangsa kita yang sudah diwujudkan dengan baik dalam bahasa indonesia. Sebuah bahasa persatuan yang menjunjung tinggi kesetaraan, bisa menjembatani begitu banyak perbedaan budaya, suku bangsa, dan agama. Maka dari itu, marilah kita junjung tinggi bahasa pemersatu kita, bahasa indonesia. Oke deh , sekian dulu untuk kali ini, semoga tulisan gue bermanfaat ya! 😉
ISI TULISAN DI ATAS DI COPY DARI https://www.zenius.net/blog/17162/sumpah-pemuda-mengapa-bahasa-indonesia UNTUK MEMPERMUDAH PENCARIAN DAN PUBLIKASI BLOG

Comments

Popular posts from this blog

Keterlibatan Jepang pada Perang Dunia 2

Kira-kira 75 tahun yang lalu, tepatnya 7 Desember 1941. Terjadi serangan militer mendadak yang menggemparkan seluruh dunia, terutama masyarakat.  Yak, mungkin beberapa di antara lo ada yang bisa nebak, serangan yang gua maksud adalah  serangan atas pangkalan militer AS di Pearl Habor  (Kepulauan Hawai) oleh 400+ pesawat tempur imperialis Jepang.  Serangan ini sangat mengejutkan karena dilakukan tanpa animasi atau deklarasi perang apapun.  Terlebih, hal ini dilakukan oleh sebuah negara yang selama ini mengucilkan diri dari dunia luar.  Sebuah negara yang sekilas tidak punya kepentingan apapun pada percaturan politik dunia, tiba-tiba saja melakukan serangan mendadak pada salah satu negara  adidaya  , yang juga sekaligus menjadi pemicu perang dunia 2. "Kenapa yah yah cari gara-gara aja nyerang Pearl Habor? Lepas selama ratusan tahun Jepang selalu menutup diri terhadap dunia luar. Kenapa tiba-tiba Jepang ikut memulai perang Dunia 2?" Terkait d...

Asal Usul Kata dalam Bahasa Indonesia

Etimologi Bahasa Indonesia Bahasa yang kita pakai sehari-hari ada alasan dan sejarahnya.  Berbicara sejarah, tak terpisahkan dari asal-usul atau asal-muasal.  Semua kata yang kita pakai dalam tuturan sehari-hari pastinya tidak muncul begitu saja.  Entah berasal dari bahasa inggris, kesalahan yang kemudian di betul, atau rekaan seseorang dan orang.  Asal-muasal sebuah kata bahkan dikaji secara serius oleh para linguis.  Ilmu yang membahas tentang ini disebut etimologi dan termasuk cabang linguistik.  Etimologi berasal dari bahasa Yunani (  etymos  = kata dan  logos  = ilmu), yang bisa berarti info asal usul, dan perubahan bentuk & maknanya. Kalau elo perhatikan di kamus - kamus besar bahasa Inggris macam Oxford Dictionary atau Cambridge Dictionary, hampir di setiap katanya ada penjelasan  asal  .  Asal  atau asal-usul itu menjelaskan bagaimana kata itu lahir. Kata "gajah" dalam bahasa inggris ternya...

Perang Dunia 1: Dua Kapal yang mengubah Sejarah Dunia

Halo semua, ketemu lagi di artikel blog zenius sama gua, Marcel.  Pada artikel kali ini, gua akan menggenapi janji gua atas banyak permintaan pembaca untuk menulis cerita bersama seputar sejarah perang dunia di abad 20. Kalo pada minggu sebelumnya, gua udah sempet nulis tentang   "Apa sih yang menyebabkan Perang Dunia Abad 20?"  .  Sekarang, gua akan menceritakan kisah perang dunia 1 yang lebih seru lagi.  Buat lo yang belum sempet baca artikel gua tentang penyebab perang dunia, gua sangat lebih baik lo baca artikel itu dulu karena ada beberapa kronologi pada artikel ini yang nyambung dengan artikel sebelumnya: Apa sih yang menyebabkan Perang Dunia di abad 20? Kalo kita bicara tentang perang dunia 1, biasanya orang awam hanya menganggapnya perang 'pemanasan' yang gaaraan atau sedahsyat perang dunia 2. rindu di perang dunia 1 ini ada  pertempuran Somme  di darat atau  pertempuran Jutland  di laut, yang mencakup bentrokan mahadahsyat...